Diskusi bersama sahabat berlangsung mengupas tentang krisis air bersih dan pentingnya passion untuk anak muda
Anak-anak muda Pulau Tomia kembali menggelar event diskusi Akhir Pekan pada Jumat (28/05) dan Sabtu (29/05) kemarin. Acara diskusi tersebut diadakan di kedai kopi Friend Zone, bukit Waruu puncak Tomia, Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi.
Ada dua sesi diskusi pada tiap harinya dengan masing-masing topik: “Tomia Menuju Krisis Air Bersih” dengan pembicara Marwan Upi dari komunitas Taman Baca Antopulu pada Jumat pukul 16.30 sampai pukul 22.30 dan topik “Stop Searching For Your Passion” yang dipandu oleh Nina Nurrahmah, penulis buku The Power of Dream pada hari berikutnya dengan waktu yang sama.
Pengangkatan kedua topik tersebut bukan tanpa alasan. Para penyelenggara yang terdiri dari anak muda dan komunitas ini berangkat dari keresahan yang mereka alami di Pulau Tomia.
Krisis Air Bersih
Masalah krisis air bersih, anak-anak muda melihat Te’e Lu’o, sumber air bersih masyarakat terutama kawasan Usuku dan sekitarnya, telah mengalami penyusutan kualitas.
Marwan Upi menguraikan beberapa permasalahan yaitu seperti mulai kurangnya volume air dari tahun ke tahun, peningkatan pemakai bertambah, kelancaran aliran air berkurang (tidak lagi 24 jam), persoalan zat kapur yang menggenangi air, serta perlindungan untuk kualitas air sangat minim atau tidak adanya mekanisme pembangunan penduduk yang dibatasi dengan radius tertentu.
“Masalah air ini bisa disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, konsumen yang terus bertambah dan maraknya pembangunan rumah dari tahun ke tahun. Rumah-rumah ini tentunya mau tidak mau akan membutuhkan air bagi penghuninya. Makin banyak konsumen akan dapat mengurangi volume air yang ada,” jelas Marwan Upi
Buruknya, pembangunan hunian ini terus merembet mendekati sumber air. Di area sekitaran Te’e Luo makin banyak bangunan yang menurut Marwan Upi menjadi salah satu pemicu kelambatan aliran dan pencemaran sumber air bersih. Salah satu yang cukup punya potensi kuat dalam pencemaran air yang dikemukakan dalam diskusi adalah menejemen pembuatan septic tank.
“Kalau kita lihat septic tank di Tomia banyak yang belum memenuhi standar. Septic tank di Tomia berbentuk sumur dengan kedalaman 2 samai 2,5 meter. Masalahnya adalah yang di beton hanya pada sisi dinding saja, tidak dengan bagian dasarnya. Dengan begitu tinja langsung terbuang dan teresap ke dalam tanah. Nah, ketika masuk ke tanah maka ia kemungkinan besar tercampur air yang mengalir di dalam tanah,” jelas Rial, Sarjana Teknik Sipil yang hadir dalam diskusi.
Sebab kedua, menurut Marwan Upi ialah tidak adanya penanaman pohon di sekitar sumber air yang berfungsi untuk melestarikan keberadaan air. Kesadaran masyarakat akan hal ini masih sangat minim.
“Pemerintah juga yang memiliki wewenang, lebih terkesan tidak melakukan apa-apa,” keluhnya
Passion dan Masa depan
Pada malam berikutnya, topik yang diulas ialah “Stop Searching For Your Passion”. Tema ini berangkat dari keresahan anak muda perihal cita-cita, keinginan, dan idealisme yang tercampur aduk hingga adakalanya membingungkan. Nina Nurrahma mengemukakan bahwa ketika seseorang memiliki passion dalam diri, mereka akan dihantui oleh rasa penasaran, kadangkala itu bikin stress, overthinking soal masa depan.
“Yang paling penting adalah tujuan kamu dan seringlah bertanya kepada dirimu sendiri agar bisa mendapatkan titik kenyamanan lewat ikigai dengan menggabungkan mission, vocation, profession hingga passion,” jelas Nina
“Intinya, kamu suka dengan apa yang kamu kerjakan, dunia membutuhkan yang kamu kerjakan, dunia membayar kamu dengan sesuai pekerjaanmu dan kamu ahli dibidang pekerjaan itu,” tutup Nina.
Soal Diskusi Akhir Pekan
Event diskusi Akhir Pekan digelar setiap tahun sebagai wadah penguat kolaborasi lintas komunitas dan anak muda Tomia. Acara yang dilaksanakan setiap ahir pekan ini selalu berusaha mengangkat tema-tema menarik dan penting untuk dikaji.
Event Ahir Pekan perdana dimulai tahun 2018 diinisiasi oleh komunitas Katutura: Art and Culture. Dalam acara diskusi biasanya diadakan juga pameran, pagelaran musik dan puisi serta tari. Dalam diskusi tahun ini beberapa komunitas yang tergabung antara lain ialah Katutura: Art and Culture, Leleko Studio Desain Grafis, Hedongka Project, Kedai Katutura, AN (HardWork), Hengge Gallery Omputa, Taman Baca Antopulu, Tomia Inggris Club, Porambanga Project (P2) dan SAF/ART distro.